Saturday, September 1, 2012 - 0 comments

Menyusui


Ngomong-ngomong tentang menyusui, saya kepengen berbagi pengalaman. Saya menyusui Ara selama 22 bulan. Gagal jadi sarjana Asi karena saya memutuskan untuk bekerja di usianya yang hampir 2 tahun itu. Sedih sih, tapi tetep bangga dengan hal tersebut. Padahal bapaknya bilang saya boleh menyusui bahkan sampai Ara menginjak sekolah dasar. Gile aje, pikir saya waktu itu. Tapi sebenarnya sih tidak ada salahnya selama si anak mau. Mereka punya batas sendiri.
Menyusui tidak semudah yang para ibu berhasil katakan. Pada mula nya begitulah yang terjadi pada saya. Di rumah bersalin, anak saya pada jam awal kelahirannya hanya di beri air gula, lalu ketika di berikan pada saya ( 6 jam kemudian, i didn’tdo IMD ) ASI tetap tidak keluar. Maka dia diberi susu formula ber-merk L. Mungkin susu formula itu memang sponsor rumah bersalin tersebut. Sesampainya di rumah saya tetap berusaha menyusui meski susah keluar. Karena kasihan dengan bayi Ara maka kami memutuskan membeli susu formula sebagai ganti ASI. Sementara itu saya tetap terus berusaha menyusui karena kalau tidak menyusui maka payudara akan penuh dan rasanya sakit sekali. Lama kelamaan saya menikmati menyusui karena kelegaan yang saya rasakan setelah ASI berhasil di sedot Ara. Tapi saya tidak tau seberapa banyak ASI yang keluar sampai suatu hari setelah menyusui ASI masih muncrat kemana-mana dan berhenti nya lama. Surprise sekali bagaimana tubuh saya bisa menghasilkan ASI sedemikian banyak. Sampai-sampai saya harus menyiapkan kain untuk membumpetkan payudara yang tetap mengeluarkan ASI ketika si kecil sudah kenyang. Meskipun kalau saya mencoba memerah dengan tangan tidak sampai bisa memenuhi botol susu tapi saya tetap bersyukur anak saya mengalami peningkatan berat badan pada bulan-bulan pertama. Saya sampai khawatir bagaimana sebenarnya cara kerja payudara. Nanti jangan-jangan seperti silicon nipple yang tetap menumpahkan susu bila di biarkan terbuka dan dalam posisi miring. Ternyata kekhawatiran itu tidak berlangsung lama. Mungkin awalnya memang payudara overload, tapi lama kelamaan seiring dengan pintarnya si kecil menghisap dan kebutuhannya akan ASI yang terus bertambah maka payudara tidak akan mengeluarkan ASI bila tidak di sedot. Ajaib yah.
               Tapi kalau sudah menyusui rasanya enak kok. Saya rasa tapa adanya ruang menyusui di tempat umum kita tidak perlu malu untuk menyusui bayi kapan saja. Orang-orang akan memaklumi. Hanya saja memang tidak semua orang/tempat mau menyediakan kursi bila ibu akan menyusui. Kalau saya sih nggak saya ambil pusing, bayi saya tetap saya gendong sembari saya menyusuinya. Saya bisa menyusui meski tanpa kursi. Seorang teman pernah memperingatkan, yang saya tidak tau apa sumber yang membuatnya mengatakan demikian, bahwa bila saya selalu menyusui bayi saya sambil di gendong maka selama nya dia akan minta di gendong bila ingin menyusu. Maka saya harus membiasakannya menyusu di tempat tidur. Saya sempat takut juga, gimana kalau bayi saya berbobot 10 kg dan masih minta di gendong bila ingin menyusu? Tapi kekhawatiran saya tidak terbukti. Usia lebih dari 6 bulan Ara sudah bisa memilih mana tempat yang lebih enak kalau menyusu, tempat tidur. Jadi nasehat teman saya itu tidak berguna. Hehe. Orang tua terlalu banyak aturan dan keinginan, padahal bayi tau apa yang baik untuknya dan kapan waktu tepatnya.

                Ngomong-ngomong soal aturan, bayi anda tidak bisa anda atur kapan ia mau menyusu. Termasuk saat malam hari. Karena Ara hanya menyusu di 1 payudara, yaitu sebelah kiri, maka selama kurang lebih  1,5 tahun saya tidur dengan posisi miring ke kiri. Karena dari sebelum tidur sampai bangun pagi Ara akan mengenyot puting payudara saya, apakah ASI nya keluar atau tidak saya tidak tau, buktinya ia tidak sampai muntah. Jadi selama kurang lebih 8 jam saya tidur miring dan tidak bisa bergerak. Setiap malam selama lebih dari setahun. Ah, you don’t know what  motherhood is all about kalau nggak sempet ngerasain hal begituan. Hehe. Di tambah saya sering duduk dalam posisi membungkuk, maka terkaan anda benar. Saya mengalami back pain, selama hampir 3 tahun ini.
Anda dapat membaca cerita saya mengenai sapih disini. Sejak di sapih maka saya bisa dengan bebas bergerak seperti dulu lagi. Rasanya melegakan sekali. Mungkin hanya satu bulan. Setelahnya rindu sekali masa-masa menyusui. Apalagi kalau payudara sakit ketika akan menstruasi. Pengennya ASI dikeluarkan, tapi lalu ingat, kalau sudah tidak menyusui lagi.
Mungkin cerita menyusui selama hampir 2 tahun tidak semudah yang saya ceritakan selama beberapa paragraf saja, tapi hasilnya sungguh luar biasa. Anda tidak tau apa yang harus anda bayar ketika anak anda besar bila anda tidak menyusuinya. Harganya lebih mahal dari penderitaan menyusui. Anak saya sakit bila memang daya tahan tubuhnya sedang drop. Well, she’s not an angel, maka dia juga sakit dong. But thank God, sakit nya yang paling parah adalah Utikraina. Kalau saya ingat-ingat sih itu karena daya tahan tubuhnya yang drop. Kalau lagi down gitu paling dia Cuma flu, batuk, dan utikraina itu. Anak saya sempat terkena panas sampai 40 derajat celcius, dalam kondisi demam setinggi itu saja anak saya masih sadar dan bersikap biasa saja. Itu baru beberapa keuntungan dari disusui, banyak lagi yang anak saya dapat dari mengkonsumsi ASI ibu nya sendiri.
Keuntungan lain adalah, cara pengucapan kalimat yang jelas, meski anak saya baru menginjak 2,5 tahun. Menyusu pada payudara ibu membuat simulasi mulut pada anak lebih sempurna di banding bila ia menggunakan silicon nipple. more advantage, katanya juga sih anak ASI lebih mudah menerima makanan di banding dengan anak SuFor. Karena rasa ASI akan mengikuti apa yang ibu makan, sedangkan SuFor kan gitu-gitu aja ya rasanya. Jadinya tanpa sadar bayi sudah makan soto, opor, rawon bahkan ayam goreng. Dan lagi, ASI itu menjadi dingin bila cuaca panas dan menjadi hangat bila cuaca dingin. Kalau gini apa sih yang bisa menandingi ASI?
Oya saya jadi ingat sebuah cerita lucu, seorang teman pernah bilang kalau busui jangan makan cabe. Karena biji cabe bisa keluar dan kemakan si kecil. Saya heran, masasi lubang puting yang hanya bisa dilalui air kok bisa mengeluarkan biji cabe? Hilarious. The fact is, rasa pedas cabe tidak akan di rasakan oleh si kecil, larangan untuk busui agar tidak makan cabe berlebihan hanya agar tidak diare. Kalau anda diare kan agak repot kalau menyusui bayi. Masuk akal kan? That’s why we need to find more knowledge by READING.
Selama menyusui anda tidak dapat menggunakan baju terusan (dress), baju-baju terusan saat remaja *eciye* hanya bisa dipakai kalau sudah tidak menyusui, dan tentunya bila berat badan anda sudah ideal. You can nnot imagine what busui would do kalau semua orang memaklumi ketika anda makan banyak. “ maaf ya, maklum, buat dua orang”. Argh, alasan! Hehe...
Banyak cerita dan manfaat yang di dapat dengan menyusui. So, go breastfeed your baby J

0 comments:

Post a Comment