Monday, April 16, 2012 - 0 comments

Ibu dan Anak

relasi ibu dan anak, layaknya hubungan antara manusia lainnya, adalah sesuatu yang kompleks. atau bahkan paling kompleks diantara hubungan yang lain?

akhir-akhir ini saya sering memikirkan begitu rumitnya hubungan ibu dan anak. saya dan anak. saya dan ibu. ibu dan anak-anaknya. bahkan anak tak ber-ibu.

pernahkan anda membaca buku-buku karya Amy Tan? saya pernah membaca beberapa, dan highlight yang menyilaukan mata bathin saya adalah Amy menyoroti hubungan antara ibu dan anak.

Sunday, April 8, 2012 - , 0 comments

what if

Hari Minggu lalu adalah perayaan minggu palma bagi agama katolik. Pada perayaan misa seluruh umat membawa daun palem untuk diberkati romo.

Nah ketika perayaan misa berlangsung seorang balita 3 tahun yang duduk di depan saya bermain-main dengan daun palem orang tua nya. karena bentuknya seperti sapu maka daun itu dimainkan untuk menyapu lantaI. lalu berteriaklah sang papa. "Cel!! jangan! Dosa kamu!"

semakin kesini saya merasa bahwa iman menjadi barang mewah. kalau iman saja sering naik turun,apalagi loyalitas terhadap organisasi keagamaan. hal-hal semacam apa yang orang tua tadi lakukan menjadi sesuatu yang sangat dangkal di mata saya. mungkin saja kalau Yesus datang ia akan bilang 'biar saja, toh cuma daun. aku tidak pernah meminta orang untuk mengelu-elukanku. aku bahkan tidak meminta kalian membuat agama..aku tidak akan memberikan label dosa pada seorang anak kecil yang bermain-main dengan sesuatu yang sepele. tidak esensial.." ini mungkin saja lho, mungkin juga tidak. hehe.

saya memang liberal. memang nya ada yang salah dengan menjadi liberal? bahkan ketika saya berpikir bebas saja saya terperangkap dalam kebebasan saya. apalagi jika saya/ anda menjadikan diri budak pada sebuah ideologi/ dogma agama/ semacam nya. jiwa kita menjadi kerdil.

saya bingung bagaimana nanti mengajarkan agama atau moral kepada anak saya. karena segala sesuatu di dunia ini adalah relatif. relatif baik, relatif buruk, relatif jahat, relatif suci. relatif ada, relatif tidak ada. tergantung bagaimana cara pandang kita. sedangkan cara pandang di tentukan oleh latar belakang kehidupan manusia itu sendiri. dan latar belakang kita semua tidak lah sama. semua jadi serba relatif.
tetapi jika tanpa ketegasan norma pun nanti ara cenderung menjadi 'liar'. liar disini bukan berarti anak saya menjadi tarzan. tapi jika kebebasannya tidak di terima oleh lingkungan yang serba (sok) tertib ini ya mungkin saja ia menjadi tarzan masuk kota. unaccepted. yang pasti saya akan mengasah hati nya untuk peka terhadap ketidak adilan, terhadap kemanusiaan, terhadap segala sesuatu yang seharusnya berjalan menurut hukum alam, bukan hukum manusia.