Ngomong-ngomong
tentang menyusui, saya kepengen berbagi pengalaman. Saya menyusui Ara selama 22
bulan. Gagal jadi sarjana Asi karena saya memutuskan untuk bekerja di usianya
yang hampir 2 tahun itu. Sedih sih, tapi tetep bangga dengan hal tersebut.
Padahal bapaknya bilang saya boleh menyusui bahkan sampai Ara menginjak sekolah
dasar. Gile aje, pikir saya waktu itu. Tapi sebenarnya sih tidak ada salahnya
selama si anak mau. Mereka punya batas sendiri.
Menyusui
tidak semudah yang para ibu berhasil katakan. Pada mula nya begitulah yang
terjadi pada saya. Di rumah bersalin, anak saya pada jam awal kelahirannya
hanya di beri air gula, lalu ketika di berikan pada saya ( 6 jam kemudian, i
didn’tdo IMD ) ASI tetap tidak keluar. Maka dia diberi susu formula ber-merk L.
Mungkin susu formula itu memang sponsor rumah bersalin tersebut. Sesampainya di
rumah saya tetap berusaha menyusui meski susah keluar. Karena kasihan dengan
bayi Ara maka kami memutuskan membeli susu formula sebagai ganti ASI. Sementara
itu saya tetap terus berusaha menyusui karena kalau tidak menyusui maka
payudara akan penuh dan rasanya sakit sekali. Lama kelamaan saya menikmati
menyusui karena kelegaan yang saya rasakan setelah ASI berhasil di sedot Ara.
Tapi saya tidak tau seberapa banyak ASI yang keluar sampai suatu hari setelah
menyusui ASI masih muncrat kemana-mana dan berhenti nya lama. Surprise sekali
bagaimana tubuh saya bisa menghasilkan ASI sedemikian banyak. Sampai-sampai
saya harus menyiapkan kain untuk membumpetkan
payudara yang tetap mengeluarkan ASI ketika si kecil sudah kenyang. Meskipun
kalau saya mencoba memerah dengan tangan tidak sampai bisa memenuhi botol susu
tapi saya tetap bersyukur anak saya mengalami peningkatan berat badan pada
bulan-bulan pertama. Saya sampai khawatir bagaimana sebenarnya cara kerja
payudara. Nanti jangan-jangan seperti silicon nipple yang tetap menumpahkan
susu bila di biarkan terbuka dan dalam posisi miring. Ternyata kekhawatiran itu
tidak berlangsung lama. Mungkin awalnya memang payudara overload, tapi lama
kelamaan seiring dengan pintarnya si kecil menghisap dan kebutuhannya akan ASI
yang terus bertambah maka payudara tidak akan mengeluarkan ASI bila tidak di
sedot. Ajaib yah.
Tapi kalau sudah menyusui
rasanya enak kok. Saya rasa tapa adanya ruang menyusui di tempat umum kita
tidak perlu malu untuk menyusui bayi kapan saja. Orang-orang akan memaklumi.
Hanya saja memang tidak semua orang/tempat mau menyediakan kursi bila ibu akan
menyusui. Kalau saya sih nggak saya ambil pusing, bayi saya tetap saya gendong
sembari saya menyusuinya. Saya bisa menyusui meski tanpa kursi. Seorang teman
pernah memperingatkan, yang saya tidak tau apa sumber yang membuatnya
mengatakan demikian, bahwa bila saya selalu menyusui bayi saya sambil di
gendong maka selama nya dia akan
minta di gendong bila ingin menyusu. Maka saya harus membiasakannya menyusu di
tempat tidur. Saya sempat takut juga, gimana kalau bayi saya berbobot 10 kg dan
masih minta di gendong bila ingin menyusu? Tapi kekhawatiran saya tidak
terbukti. Usia lebih dari 6 bulan Ara sudah bisa memilih mana tempat yang lebih
enak kalau menyusu, tempat tidur. Jadi nasehat teman saya itu tidak berguna.
Hehe. Orang tua terlalu banyak aturan dan keinginan, padahal bayi tau apa yang
baik untuknya dan kapan waktu tepatnya.
Ngomong-ngomong soal aturan,
bayi anda tidak bisa anda atur kapan ia mau menyusu. Termasuk saat malam hari.
Karena Ara hanya menyusu di 1 payudara, yaitu sebelah kiri, maka selama kurang
lebih 1,5 tahun saya tidur dengan posisi
miring ke kiri. Karena dari sebelum tidur sampai bangun pagi Ara akan mengenyot
puting payudara saya, apakah ASI nya keluar atau tidak saya tidak tau, buktinya
ia tidak sampai muntah. Jadi selama kurang lebih 8 jam saya tidur miring dan
tidak bisa bergerak. Setiap malam selama lebih dari setahun. Ah, you don’t know
what motherhood is all about kalau nggak
sempet ngerasain hal begituan. Hehe. Di tambah saya sering duduk dalam posisi
membungkuk, maka terkaan anda benar. Saya mengalami back pain, selama hampir 3
tahun ini.
Anda dapat membaca
cerita saya mengenai sapih disini. Sejak di sapih maka saya bisa dengan bebas
bergerak seperti dulu lagi. Rasanya melegakan sekali. Mungkin hanya satu bulan.
Setelahnya rindu sekali masa-masa menyusui. Apalagi kalau payudara sakit ketika
akan menstruasi. Pengennya ASI dikeluarkan, tapi lalu ingat, kalau sudah tidak
menyusui lagi.
Mungkin cerita
menyusui selama hampir 2 tahun tidak semudah yang saya ceritakan selama
beberapa paragraf saja, tapi hasilnya sungguh luar biasa. Anda tidak tau apa
yang harus anda bayar ketika anak anda besar bila anda tidak menyusuinya.
Harganya lebih mahal dari penderitaan
menyusui. Anak saya sakit bila memang daya tahan tubuhnya sedang drop. Well,
she’s not an angel, maka dia juga sakit dong. But thank God, sakit nya yang
paling parah adalah Utikraina. Kalau saya ingat-ingat sih itu karena daya tahan
tubuhnya yang drop. Kalau lagi down gitu paling dia Cuma flu, batuk, dan
utikraina itu. Anak saya sempat terkena panas sampai 40 derajat celcius, dalam
kondisi demam setinggi itu saja anak saya masih sadar dan bersikap biasa saja.
Itu baru beberapa keuntungan dari disusui, banyak lagi yang anak saya dapat
dari mengkonsumsi ASI ibu nya sendiri.
Keuntungan lain
adalah, cara pengucapan kalimat yang jelas, meski anak saya baru menginjak 2,5
tahun. Menyusu pada payudara ibu membuat simulasi mulut pada anak lebih
sempurna di banding bila ia menggunakan silicon nipple. more advantage, katanya
juga sih anak ASI lebih mudah menerima makanan di banding dengan anak SuFor.
Karena rasa ASI akan mengikuti apa yang ibu makan, sedangkan SuFor kan
gitu-gitu aja ya rasanya. Jadinya tanpa sadar bayi sudah makan soto, opor,
rawon bahkan ayam goreng. Dan lagi, ASI itu menjadi dingin bila cuaca panas dan
menjadi hangat bila cuaca dingin. Kalau gini apa sih yang bisa menandingi ASI?
Oya saya jadi ingat
sebuah cerita lucu, seorang teman pernah bilang kalau busui jangan makan cabe.
Karena biji cabe bisa keluar dan kemakan si kecil. Saya heran, masasi lubang
puting yang hanya bisa dilalui air kok bisa mengeluarkan biji cabe? Hilarious. The
fact is, rasa pedas cabe tidak akan di rasakan oleh si kecil, larangan untuk
busui agar tidak makan cabe berlebihan hanya agar tidak diare. Kalau anda diare
kan agak repot kalau menyusui bayi. Masuk akal kan? That’s why we need to find
more knowledge by READING.
Selama menyusui
anda tidak dapat menggunakan baju terusan (dress), baju-baju terusan saat
remaja *eciye* hanya bisa dipakai kalau sudah tidak menyusui, dan tentunya bila
berat badan anda sudah ideal. You can nnot imagine what busui would do kalau
semua orang memaklumi ketika anda makan banyak. “ maaf ya, maklum, buat dua
orang”. Argh, alasan! Hehe...
Banyak cerita dan
manfaat yang di dapat dengan menyusui. So, go breastfeed your baby J