Saturday, September 22, 2012 - 0 comments

Saat melahirkan


Just got this list from www.bidankita.com. Sebenernya ini list untuk  pengalaman melahirkan, tapi boleh juga bagi para bumil sebagai referensi untuk memilih rumah sakit terbaik, sebagai persembahan untuk ibu dan si buah hati. Less trauma more happiness.
1.       Kalau di RS/RB besar, boleh ga melahirkan dg posisi sesuka klien? Jongkok, nungging duduk, merangkak, bahkan berdiri? #gentlebirth
2.       Kalau di RSt/RB besar, boleh ga lampunya diredupin? #gentlebirth
3.       Kalau di RS/RB besar, boleh ga suami dan ibu menemani hingga proses melahirkan selesai? #gentlebirth
4.       Kalau di RS/RB besar, boleh suami/ si kakak menyaksikan proses persalinan? #gentlebirth
5.       Saat anda melahirkan dulu boleh gak makan minum sesuka nya #gentlebirth
6.       Saat anda melahirkan dulu, didampingi pakai hypnobirthing tidak sama bidan/perawatnya #gentlebirth
7.       Saat anda melahirkan dulu apakah suasanya hommy dan bikin betah? #gentlebirth
8.       Saat anda melahirkan dulu bidan dan perawatnya ramah tamah dan sangat menenangkan tidak ya? #gentlebirth
9.       Saat anda melahirkan dulu begitu bayi lahir IMD atau segera dipisahkan dg ibu? #gentlebirth
10.   Saat anda melahirkan dulu apakah suasana nya indah, menyenangkan bahkan romantis? #gentlebirth
11.   Saat anda melahirkan dulu boleh apakah privasi anda di jaga? #gentlebirth
12.   Saat anda melahirkan dulu ketika anda ada rasa ingin mengejan apakah bidan/dokter/perawatnya ngasih aba-aba #gentlebirth
13.   Saat anda melahirkan dulu boleh tidak anda minta disetelin musik  klasik, relaksasi, atau musik yang anda suka? #gentlebirth
14.   Saat anda melahirkan dulu apakah anda dan suami bisa leluasa saling bermesraan, berciuman juga? #gentlebirth
15.   Saat proses persalinan selama nunggu pembukaan lengka, apakah bu bidannya mau mijeti dan meluk anda saat and kesakitan? #gentlebirth
16.   Saat bayi lahir bagaimana tingkah laku bidan dalam memperlakukan bayi anda?
17.   Saat persalinan dulu kalau tiba-tiba di saat mengejan anda ingin berubah posisi bahkan pindah tempat
18.   Apakah dulu setelah melahirkan diterapkan rooming in di persalinan anda? Bahkan sharing be dengan bayi?
19.   Berbicara tentang privasi, pernah enggak saat melahirkan dulu anda malah dipakai bahan praktek
20.   Saat melahirkan dulu apakah pakai mengejan kuat atau cukup nafas (tanpa mengejan) ?
21.   Saat kepala bayi crowning (keluar sebagian dari vagina) boleh ga tangan anda memegang kepala bayi?
22.   Jika dirasa banyak trauma, mulai lah healing.



- 0 comments

In law


Menikah memang tidak menjadikan kehidupan sederhana. Sebaliknya malah memperumitnya. Ini bukan hanya masalah menyatukan dua tubuh,jiwa dan pemikiran ke dalam sesuatu yang bernama kompromi, tapi juga belajar-selama waktu yang tidak dapat ditentukan- berkompromi pada anggota-anggota keluarga baru. Ingat, mereka bukan saudara tapi terpaksa menjadi saudara.
Istilah, bila kau menikah maka kau juga menikahi keluarga calon pasangan mu, itu benar adanya, dan tidak mudah di praktekkan. Kecuali suami/istri anda adalah anak tunggal yatim piatu dan orang tua nya juga merupakan anak tunggal dari pasangan anak tunggal. There will be brothers and sisters in law. In Law, secara hukum. Sudara yang terjadi berdasarkan hukum negara/ adat istiadat/ budaya. If you can not accpet them, you’ll die. Sooner or later, body and soul.
Beberapa teman yang baru menikah mengisahkan hal ini. Cerita tentang saudara ipar yang bawel dan merepotkan, cerita tentang mertua yang pilih kasih, serta cerita pasangan yang ternyata anak mami. Newly wed seems happy couple, tapi mereka ga sadar kalau menikah  itu bukan tutup buku setelah kalimat happily ever after. Yang tutup adalah buku menjadi bujang. Tapi anda menulis cerita baru dalam buku baru, baru kata pengantar sudah banyak tantangan. Apakah Bab I juga demikian. You decide.
I’ll share lil bit mine. Dalam bagian Kata pengantar saya sudah mengalami banyak tantangan. Then i know it won’t be over. Jelek kata, ipar/mertua yang ga bisa cocok sama kita itu ibarat penyakit ganas di tubuh kita. if it can not be healed so we should live with it. Survive, that is the answer. Mereka sudah begitu jauh sebelum kita kenal mereka. Kita nggak bisa nyuruh mereka berubah seperti yang kita inginkan dalam jangka waktu sebentar. They can not change, and so are you. Compromise.
Wajar sih ya kalau ada kesempatan ketemu pengennya berantem aja, atau kalau bisa nggak usah ketemu sekalian. Yang kedua ini ga mungkin dong ya. Soalnya kita punya hari raya yang harus di rayakan keluarga besar. Satu-satunya cara adalah, survive. Kalau saya orangnya seperti gunung berapi yang masih aktif. Sepertinya kalem, tapi gejolak amarah dalam diri saya begitu besar. Daripada cari ribut, saya memilih diam. Awalnya saya bisa berpura-pura, mau di ketusin saya diem, mau di jelek-jelekin saya diem, lama-lama saya nggak bisa membiarkan orang lain berlaku seolah saya mengijinkan mereka nge-bully saya. Biasanya saya menghindar. Tempat paling aman adalah ngedeketin mertua. Satu-satunya orang di keluarga suami yang ga mungkin mencobai saya.
Bila pada sebuah masa mereka akan baik, jangan takut, karena suatu saat mereka akan kejam juga. Jadi, kalau sekarang mereka kejam, pasti suatu saat akan baik. Kalau kita punya kesadaran bahwa pada hakikatnya kita berasal dari rahim yang sama, semua konflik jadi sedikit berkurang bobot penderitaannya. Take it or leave it, that easy. Kalau hidup Cuma sekali kita nggak banyak butuh drama.
In law things? It just one chapter, we still have another happy chapter in our marriage book.
Thursday, September 20, 2012 - 0 comments

Dear daughter


Dear daughter,
Suatu saat kamu akan menemukan bahwa cinta tidak semudah yang kita lihat di film atau kita baca di novel Harlequin. Hal itu semakin rumit jika cinta berhadapan dengan pernikahan. Aku berharap 25 tahun dari sekarang semua norma tentang pernikahan yang baik atau tidak baik sudah di hapus dari muka bumi ini, sehingga apa yang aku akan sampaikan sekarang sudah tidak relevan lagi. Bahagia untukmu.
Bagi beberapa orang yang beruntung, mereka akan menikahi orang yang mereka cintai. Itu juga kalau tidak dalam 5 atau 10 tahun kemudian cinta bertranformasi ke dalam bentuk yang lain. Eternal flame? Itu jika ketersediaan gas dalam bumi mencukupi, sehingga udara yang bergesekan bisa membentuk (seolah) api abadi. Abadi menurut siapa? Menurut usia kita? Belum tentu menurut usia anak cucu. Demikian pula cinta, atau semacamnya. Cinta di awal pernikahan yang menggebu bisa meredup ketika berhadapan dengan realita kehidupan. Belum tentu orang yang kita cintai setengah mati bisa menjadi rekan hidup. Ada kala nya mereka mengekang, ada kala nya ada sesuatu dalam diri kita yang hilang, itu mengakibatkan perasaan menjadi mengambang, bimbang, kemudian cinta hilang. Tapi ada beberapa yang pandai menyesuaikan diri, jika cinta berubah wujud mereka pun menyiapkan wadah baru untuk menampung wujud yang baru. Terus menerus. Selama sisa hidup mereka. Ketika lelah, mereka berpisah. Lalu melanjutkan siklus yang sama, hanya dengan orang yang berbeda. Sampai mereka mati.

Untuk sebagian orang lagi, mereka ditakdirkan menikahi sahabat mereka. Bagusnya dibanding dengan cinta yang bicara, ketika kita tidak sepaham itu tidak terlalu menyakitkan. Karena sahabat sudah terlatih menghadapi kita. Semua berjalan mulus, sedikit kerikil itu biasa, tapi tetap bisa sejalan bergandeng tangan. Jangan bicara rasa, toh cinta tidak selalu sempurna. Untuk kasus seperti ini, kau harus siap dengan segala konsekuensi. Ada saatnya kau akan bertemu dengan orang yang membuat hati mu serasa di pukul palu bertalu-talu. Memar, bengkak, tapi tidak sampai pecah. Sehingga pahit dan ngilu nya hanya kau yang tau. Lalu kau melihat suami mu. Ternyata menikah dan cinta adalah dua hal yang berbeda. Jika kau bijak maka kau akan tahu, bahwa tahapan perasaan yang kau rasakan kepada suami mu bisa saja lebih tinggi di banding dengan cinta palu-mu. Kau memang tidak merasakan apa pun, tapi apa yang dibutuhkan lagi jika semua sudah terpenuhi? Sedang cinta palu-mu itu, lupakan. Waktu akan menyembuhkan luka bekas operasi, apalagi kalau Cuma memar dalam hati. Kalau kau berani, berpisahlah dengan suami mu. Kejar orang yang membawa palu itu, lalu kau mengalami yang pertama aku ceritakan tadi.

Untuk sisa nya, mereka menikahi bukan siapa-siapa. Mungkin di jodohkan, siapa tahu? Atau mereka mabuk ketika mengucapkan janji pernikahan sehingga sama sekali tidak punya ide dengan siapa mereka akan menghabiskan waktu hidup. Yang ini bukan pengalamanku, aku berharap ini juga bukan pengalamanmu.
Beberapa manusia senang mencari. Ketika mereka menemukan mereka tetap ingin mencari. Bahkan ketika mereka sudah mendapat semua, mereka masih mencari. Beberapa yang lain gampang bersyukur, bahkan ketika yang di dapat tidak sesuai dengan keinginan, mereka berhenti bersujud berterimakasih pada alam. Kamu pilih sendiri, mau yang mana untuk masalah cinta.
Cinta adalah sesuatu yang rumit. Dia mencintaiku, aku mencintai nya yang lain, dia yang lain mencintai nya yang lain lagi, dia yang lain lagi mencintai nya yang lain lagi lagi. Happy is about now, present time. Not  about the future or the past..dengan siapa kamu menghabiskan detikmu sekarang itu lah cinta sejatimu.

Sunday, September 16, 2012 - 0 comments

Child's name


Nama Anak. Kalau boleh sedikiiit nyesel boleh dong ya saya mengakui. Saya dulu nggak begitu niat buat cari nama anak. Katanya sih kalau masih di bawah 7 bulan ga boleh terlalu ngapa2in, maksudnya mungkin perlengkapan bayi, tapi menurut saya juga termasuk nama anak. Hihi. Apalagi pada usia 7 bulan si calon bayi waktu itu dalam keadaan sungsang, boro-boro mikir nama anak dan jenis kelamin, doa kami waktu itu Cuma posisi janin bisa normal. Tapi memang kami berdua masih jadi calon orang tua songong waktu itu, jadi nggak terlalu mikirin tetek bengek kebayian.
Tapi saya pernah bikin catatan nama calon bayi. Kandidat untuk cowok adalah : Yudha. Kalau nggak salah artinya pejuang. Tapi karena ramalan orang kebanyakan kalau anak saya cewek jadinya lebih banyak nama perempuan yang kepikiran. Sempet mau kasih nama “Sekar”. Mamah saya dulu katanya pengen kasih nama anak nya sekar, dan ga kesampaian. Lalu saya juga kepikiran nama “kidung”. Kesannya kalem, agung, dan indah. Kenapa ya waktu itu saya nggak kepikiran nama bule, yunani, sansekerta, atau bahkan arab? Nggak tau juga, saya mikirnya orang kalau tau nama anak saya nggak perlu nanya arti. Karena nama anak saya sudah terjelaskan dalam bahasa ibu kita. Oh tapi saya sempat kepikiran kasih nama “abigail”. Artinya anak kesayangan ayah. Tapi waktu itu murid di tempat saya bekerja juga bernama abigail. Takutnya dikira ikut-ikutan. Jadinya gagal deh kasih nama dari bahasa asing.
Jadilah kami memberi nama anak sesaat setelah saya melahirkan. Singkat dan padat. Mesti terdengar sangat sederhana di banding nama anak masa kini kebanyakan. Semoga besar nant,i ketika dia bisa punya uang buat ganti akte, dia nggak kepengen ganti nama. Hehe.



Friday, September 14, 2012 - 0 comments

Buku


Dulu sewaktu hamil ketertarikan saya terhadap buku menjadi berubah. Tidak lagi mengejar buku best seller atau yang memenuhi keinginan pribadi. Suka nya mengoleksi buku panduan tentang ibu dan anak. Tentang menu bubur bayi dan pure (MPASI), menu anak balita, kiat anak susah makan, bahkan sampai majalah dan tabloid pun yang bertema ibu dan anak. I dont care about the world deh. My world is only about me and my baby.
Setelah Ara besar saya berpikir berarti saya harus care untuk terus memberinya buku bacaan. Berarti kalau ke toko buku saya harus cari buku bacaan anak dong ya. Jadi kalau punya anak koleksi buku nya ya Cuma buku anak-anak dong yes. Nothing else.  Ternyata saya salah *menunduk*
Ketika kita punya anak, bukan berarti kita hanya memberinya buku anak-anak untuk dibaca nya. Tapi kita tetap harus memberi diri kita buku. Bukan lagi hanya buku kesukaan kita lho, tapi buku yang berkenaan dengan tumbuh kembang anak. Biasanya kumpulan tips disediakan oleh tabloid Nakita. Mereka mengeluarkan banyak seri buku tergantung usia anak, bahkan ada pula yang mulai masa kehamilan. Tapi selain itu ada buku-buku yang biasanya kurang di lirik oleh orang tua karena tidak biasa. Yaitu buku pendidikan yang biasa di gunakan oleh tenaga pendidik. Ya kan saya bener kan? Apa anda para orang tua (tentunya yang tidak berkecimpung di dunia pendidikan) memilih untuk membeli buku panduan guru? Mungkin hanya sedikit ya yang kepikiran.
Buku yang saya maksud adalah buku-buku panduan pendidikan bagi anak. Salah satu yang saya sukai adalah “Aktivitas Tematik Untuk Anak” terbitan Erlangga. Di buku itu banyak panduan kegiatan untuk orang tua sesuai dengan tahap usia anak. Untuk orang tua awam seperti saya buku itu membantu. Karena kita bisa menyediakan permainan menarik untuk anak untuk menstimulasi perkembangannya sesuai dengan usia. Contohnya yang saya lakukan kemarin adalah mengenalkan bentuk. Lingkaran, persegi, persegi panjang, dll. Melalui permainan menyenangkan. Masih banyak lagi kok. You’ll figure it out by yourself ya.
Kita sebagai orang tua jangan membatasi diri untuk mendapat ilmu pengetahuan. Semakin banyak kita tau semakin kita bisa bekerjasama dengan guru anak untuk meengusahakan pendidikan yang tepat bagi buah hati. Contohnya ya, saya baru tau, dari buku “Permainan Edukatif yang mencerdaskan” terbitan PowerBook Publishing, kalau potongan di permainan puzzle itu harus sesuai dengan usia anak. Contohnya : usia 2-3 tahun potongan puzzle nya tidak boleh lebih dari 4 biji, usia 3-4 tahun potongan puzzle nya tidak boleh lebih dari 5 biji, dan usia TK  potongan puzzle nya tidak boleh lebih dari 6 biji. Soal puzzle ini saya jadi ingat ponakan. Jadi emak nya si bocah ini jualan puzzle. Beliau membeli nya grosiran, jenis nya seperti puzzle yang biasa di jual di depan sekolah dasar itu lho. Jadi gambarnya macam-macam, dari spongebob yang obvious sampai gambar ultraman yang sophisticated. Dan potongannya itu nauzubilah banyak nya. Semua bentuknya geometris, abstrak serta surreal. Karena tiap hari  dia melihat puzzle itu kayak mainan aja jadinya  sang ponakan bisa merangkai nya lho, padahal usianya baru 4 tahun. Dari spongebobo, Mc queen nya The Cars, sampai berbagai macam versi Ultraman. So? You tell me.
Jadi, mari perbanyak koleksi buku perkembangan anak nya, ya bundz J



Tuesday, September 11, 2012 - 0 comments

what a mess


I dont like something is messing. Meskipun sekarang udah agak mendingan sih, lebih bisa tolerir ke diri sendiri kalau wajar rumah berantakan. Namanya juga ada balita, they are little monsters indeed. Rumah baru bisa bersih kalau anak tidur. Nanti kalau udah bangun ya berantakan lagi.
Selain ga suka yang berantakan, saya juga ga sabaran. Paling ga bisa nyuruh anak makan sendiri. Kelamaan dan berantakan. Kalau pun sedang waras terus anak boleh makan sendiri, itu pun tiap nasi berjatuhan pasti udah saya ambilin sebelum jatuh nasi yang kedua. Semakin menjadi-jadi kalau makan di luar rumah. Rempong deh cyun. Kalau suami paling ga bisa lihat orang ga pakai sandal. Cuma ke depan buat nutup pagar tapi ga pakai sandal pasti udah kena omelan. Well, you can imagine what kind of parents Ara has.
Memang benar kalau nggak kotor nggak belajar. Tapi susah ya kalau ngebiarin baju anak kotor kalau dijadiin alat buat minterin dia. Kalau bisa pinter dengan jalan bersih, kenapa enggak. Apalagi kalau pas lagi ada acara keluar terus dia kotor-kotoran. Ga rela rasanya. Kalau keluar kan berarti kita pakai baju bagus dong, ya paling enggak bukan piyama lah. Kalau sekali kotor bisa ilang kotorannya ya gapapa, kalau kedua ketiga, seberapa ampuh sih detergen bisa ngilangin noda yang udah bertumpuk? Ga sedap dipandang, baju nya ga bisa di pakai keluar lagi karena penampilan anak jadi kucel. Ya kan ya kan?
Beda sama kakak ipar saya. Dengan dalih semboyan ‘kalau ga kotor ga belajar/ga pintar’ dia membiarkan anak nya ngapain aja. Main lumpur, ga pake sendal, habis main di luar ga pake sendal terus naik ke kasur. Adoh, kalau itu namanya sih udah ga peduli kebersihan ya. Waktu keponakan masih kecil pernah saya singgung, dia Cuma jawab “ah dia mah tiap hari udah begitu”.  Dimana peran orangtua?
Baju kucel itu menunjukkan bagaimana kita mendidik anak lho. Apalagi kalau baju dipakai keluar rumah. Selain ga sedap dipandang, kebersihan dan ketegasan kita kepada anak bisa dilihat orang. Baju kucel karena main tanah, sampai yang warna aslinya putih menjadi coklat? Tandanya ada dua sebab : baju nya buat main tanah Cuma itu (sampai noda nya numpuk), atau detergen nya ga ampuh? :D ga ding becanda. It’s oke kalau sekali-sekali membiarkan anak main tanah, tapi sampai bajunya udah ga layak pakai, mending mulai membatasi anak dalam bermain. Ga setiap ada lumpur dia boleh nyemplung dong yes? Mungkin boleh aja saat main bola terus tiba-tiba hujan, jadinya mainan sambil kena lumpur. Atau kayak iklan salah satu sabun cuci baju, membantu nenek mencari kunci yang jatuh di kubangan lumpur. Itu dimaklumi, asal ga setiap hari. Bukan nya pinter, malah kena cacingan.
‘kalau ga kotor ga belajar’ itu justru filosofinya adalah mendidik anak hidup bersih. Kalau hari ini ga sengaja kena kotoran lumpur, besok jangan lewat jalan yang itu lagi. Kalau kena tumpahan saos saat mau ambil dari botolnya sendiri, besok lagi lebih hati-hati bawa botolnya. Dulu waktu di sekolah lama, tiap kali mau main cat/kotor orang tua selalu diberi catatan untuk memawa extra clothes yang bisa dipakai kotor-kotoran, jadi seragamnya tetap aman. Terus lagi, Kalau hari ini baju kotor kena tumpahan es krim, berarti ngajarin kalau besok lebih hati-hati makan es krim nya. Minimal tiap hari semakin sedikit tumpahan es krim yang jatuh. Atau maksimal nya jangan pakai cone, tapi pakai cup + sendok aja. Ya nggak sih? (pembaca menjawab : enggaaakk!)
Saya memang bukan tipe mencuci sampai kinclong, baju anak juga ga putih-putih amat. Tapi kalau bisa kucel nya masih sedap dipandang karena kena keringet, bukan karena membiarkan anak bermain sesuka mereka. Keterlaluan? Nggak juga. Waktu anak saya baru satu tahun dia tau kalau habis makan susu terus kemasan kosongnya di buang di tempat sampah. Sekarang pun kalau ada kotoran yang jatuh di lantai dia pungut. Kalau makan ada nasi jatuh dia bilang ‘mah, ada nasi’ minta untuk dibersihkan dari mulut/baju/lantai tepat ia makan. Nggak jelek-jelek amat  kan kalau belajar bersih sejak dini?
Kalau boleh kotor-kotoran, boleh juga dong bersih-bersihan. You know, balance.





Tuesday, September 4, 2012 - 0 comments

neighbor music


Emang bener ya kalau usia nggak bisa menipu, salah satu tanda nya ya cara nangkep musik baru. Aduh, berasa ketinggalan jaman banget kalau ga sengaja liat chanel musik. Gimana lagi, satu-satunya alat komunikasi jendela dunia di sabotase sama si kecil.
Palingan yang sering di dengerin-itupun kalau anak lagi tidur-Cuma lagu-lagu koleksi waktu muda. Itu juga kalau ga kalah sama speaker tetangga sebelah saya. The grany next door likes to listen old songs. Kalau nggak Nia daniaty ya jaman Poppy mercury. Itu sih masih bisa di tolerir ya. Nah pernah nih suatu pagi saya keluar rumah mau jemur pakaian, sayup pelan lalu mengeras terdengar lagu lama sekali seperti tahun 60-an, mungkin sih suara nya Lilis Suryani. Mana rekamannya nggak sejernih sekarang kan ya, jadinya malah merinding. Buru-buru saya nyetel TV, sapa tau saya balik ke tahun-tahun kelam itu. *Heleh, nggak sampe gitu ding*. Now you can guess what kind of life is mine.
I have an ever lasting favorite song. Not beacuse the lyric, i just love it. Vnda Shepard-Baby don’t you break my heart. Saya lupa kenapa suka, saya lupa dari mana pertama dengerin. Tapi saya ingat saya punya kenangan dengan lagu itu. Jadi, dulu waktu masih kerja di jasa internet, semua karyawan mempunya bank data di satu server. Tapi layaknya sebah loker tanpa kunci, siapapun bisa membuka folder karyawan lain. Itu kalau mau, tai buat apa sih, kebanyakan sih pada nggak peduli isi data masing-masing karyawan. Then it came my birthday, tepat nya saya lupa, kayaknya tahun 2006, my 21st. Setelah selesai mempersiapkan yang saya perlu siapkan tiba lah saya duduk manis di depan komputer. Seperti biasa saya membuka folder data saya, dari banyak folder saya melihat 1 folder baru. Oh i forget what it was wrotten. Kayaknya just said happy birthday to me. Lalu saya klik lah isinya apa. Ternyata lagu ituh, vonda shepard. Ternyata dari teman kerja. It was so sweet. Kok dia tau saya suka lagu itu ya? Ah saya lupa segala detail, hanya saja it was one of sweetests birthday present for me.
Tapi, mau lagu kapan pun itu, kita harus tetap mendengarkan lagu. Okay.

Saturday, September 1, 2012 - 0 comments

Menyusui


Ngomong-ngomong tentang menyusui, saya kepengen berbagi pengalaman. Saya menyusui Ara selama 22 bulan. Gagal jadi sarjana Asi karena saya memutuskan untuk bekerja di usianya yang hampir 2 tahun itu. Sedih sih, tapi tetep bangga dengan hal tersebut. Padahal bapaknya bilang saya boleh menyusui bahkan sampai Ara menginjak sekolah dasar. Gile aje, pikir saya waktu itu. Tapi sebenarnya sih tidak ada salahnya selama si anak mau. Mereka punya batas sendiri.
Menyusui tidak semudah yang para ibu berhasil katakan. Pada mula nya begitulah yang terjadi pada saya. Di rumah bersalin, anak saya pada jam awal kelahirannya hanya di beri air gula, lalu ketika di berikan pada saya ( 6 jam kemudian, i didn’tdo IMD ) ASI tetap tidak keluar. Maka dia diberi susu formula ber-merk L. Mungkin susu formula itu memang sponsor rumah bersalin tersebut. Sesampainya di rumah saya tetap berusaha menyusui meski susah keluar. Karena kasihan dengan bayi Ara maka kami memutuskan membeli susu formula sebagai ganti ASI. Sementara itu saya tetap terus berusaha menyusui karena kalau tidak menyusui maka payudara akan penuh dan rasanya sakit sekali. Lama kelamaan saya menikmati menyusui karena kelegaan yang saya rasakan setelah ASI berhasil di sedot Ara. Tapi saya tidak tau seberapa banyak ASI yang keluar sampai suatu hari setelah menyusui ASI masih muncrat kemana-mana dan berhenti nya lama. Surprise sekali bagaimana tubuh saya bisa menghasilkan ASI sedemikian banyak. Sampai-sampai saya harus menyiapkan kain untuk membumpetkan payudara yang tetap mengeluarkan ASI ketika si kecil sudah kenyang. Meskipun kalau saya mencoba memerah dengan tangan tidak sampai bisa memenuhi botol susu tapi saya tetap bersyukur anak saya mengalami peningkatan berat badan pada bulan-bulan pertama. Saya sampai khawatir bagaimana sebenarnya cara kerja payudara. Nanti jangan-jangan seperti silicon nipple yang tetap menumpahkan susu bila di biarkan terbuka dan dalam posisi miring. Ternyata kekhawatiran itu tidak berlangsung lama. Mungkin awalnya memang payudara overload, tapi lama kelamaan seiring dengan pintarnya si kecil menghisap dan kebutuhannya akan ASI yang terus bertambah maka payudara tidak akan mengeluarkan ASI bila tidak di sedot. Ajaib yah.
               Tapi kalau sudah menyusui rasanya enak kok. Saya rasa tapa adanya ruang menyusui di tempat umum kita tidak perlu malu untuk menyusui bayi kapan saja. Orang-orang akan memaklumi. Hanya saja memang tidak semua orang/tempat mau menyediakan kursi bila ibu akan menyusui. Kalau saya sih nggak saya ambil pusing, bayi saya tetap saya gendong sembari saya menyusuinya. Saya bisa menyusui meski tanpa kursi. Seorang teman pernah memperingatkan, yang saya tidak tau apa sumber yang membuatnya mengatakan demikian, bahwa bila saya selalu menyusui bayi saya sambil di gendong maka selama nya dia akan minta di gendong bila ingin menyusu. Maka saya harus membiasakannya menyusu di tempat tidur. Saya sempat takut juga, gimana kalau bayi saya berbobot 10 kg dan masih minta di gendong bila ingin menyusu? Tapi kekhawatiran saya tidak terbukti. Usia lebih dari 6 bulan Ara sudah bisa memilih mana tempat yang lebih enak kalau menyusu, tempat tidur. Jadi nasehat teman saya itu tidak berguna. Hehe. Orang tua terlalu banyak aturan dan keinginan, padahal bayi tau apa yang baik untuknya dan kapan waktu tepatnya.

                Ngomong-ngomong soal aturan, bayi anda tidak bisa anda atur kapan ia mau menyusu. Termasuk saat malam hari. Karena Ara hanya menyusu di 1 payudara, yaitu sebelah kiri, maka selama kurang lebih  1,5 tahun saya tidur dengan posisi miring ke kiri. Karena dari sebelum tidur sampai bangun pagi Ara akan mengenyot puting payudara saya, apakah ASI nya keluar atau tidak saya tidak tau, buktinya ia tidak sampai muntah. Jadi selama kurang lebih 8 jam saya tidur miring dan tidak bisa bergerak. Setiap malam selama lebih dari setahun. Ah, you don’t know what  motherhood is all about kalau nggak sempet ngerasain hal begituan. Hehe. Di tambah saya sering duduk dalam posisi membungkuk, maka terkaan anda benar. Saya mengalami back pain, selama hampir 3 tahun ini.
Anda dapat membaca cerita saya mengenai sapih disini. Sejak di sapih maka saya bisa dengan bebas bergerak seperti dulu lagi. Rasanya melegakan sekali. Mungkin hanya satu bulan. Setelahnya rindu sekali masa-masa menyusui. Apalagi kalau payudara sakit ketika akan menstruasi. Pengennya ASI dikeluarkan, tapi lalu ingat, kalau sudah tidak menyusui lagi.
Mungkin cerita menyusui selama hampir 2 tahun tidak semudah yang saya ceritakan selama beberapa paragraf saja, tapi hasilnya sungguh luar biasa. Anda tidak tau apa yang harus anda bayar ketika anak anda besar bila anda tidak menyusuinya. Harganya lebih mahal dari penderitaan menyusui. Anak saya sakit bila memang daya tahan tubuhnya sedang drop. Well, she’s not an angel, maka dia juga sakit dong. But thank God, sakit nya yang paling parah adalah Utikraina. Kalau saya ingat-ingat sih itu karena daya tahan tubuhnya yang drop. Kalau lagi down gitu paling dia Cuma flu, batuk, dan utikraina itu. Anak saya sempat terkena panas sampai 40 derajat celcius, dalam kondisi demam setinggi itu saja anak saya masih sadar dan bersikap biasa saja. Itu baru beberapa keuntungan dari disusui, banyak lagi yang anak saya dapat dari mengkonsumsi ASI ibu nya sendiri.
Keuntungan lain adalah, cara pengucapan kalimat yang jelas, meski anak saya baru menginjak 2,5 tahun. Menyusu pada payudara ibu membuat simulasi mulut pada anak lebih sempurna di banding bila ia menggunakan silicon nipple. more advantage, katanya juga sih anak ASI lebih mudah menerima makanan di banding dengan anak SuFor. Karena rasa ASI akan mengikuti apa yang ibu makan, sedangkan SuFor kan gitu-gitu aja ya rasanya. Jadinya tanpa sadar bayi sudah makan soto, opor, rawon bahkan ayam goreng. Dan lagi, ASI itu menjadi dingin bila cuaca panas dan menjadi hangat bila cuaca dingin. Kalau gini apa sih yang bisa menandingi ASI?
Oya saya jadi ingat sebuah cerita lucu, seorang teman pernah bilang kalau busui jangan makan cabe. Karena biji cabe bisa keluar dan kemakan si kecil. Saya heran, masasi lubang puting yang hanya bisa dilalui air kok bisa mengeluarkan biji cabe? Hilarious. The fact is, rasa pedas cabe tidak akan di rasakan oleh si kecil, larangan untuk busui agar tidak makan cabe berlebihan hanya agar tidak diare. Kalau anda diare kan agak repot kalau menyusui bayi. Masuk akal kan? That’s why we need to find more knowledge by READING.
Selama menyusui anda tidak dapat menggunakan baju terusan (dress), baju-baju terusan saat remaja *eciye* hanya bisa dipakai kalau sudah tidak menyusui, dan tentunya bila berat badan anda sudah ideal. You can nnot imagine what busui would do kalau semua orang memaklumi ketika anda makan banyak. “ maaf ya, maklum, buat dua orang”. Argh, alasan! Hehe...
Banyak cerita dan manfaat yang di dapat dengan menyusui. So, go breastfeed your baby J