Tuesday, December 13, 2011 - 0 comments

fans

Saya nggak pernah punya sejarah seneng sama yang namanya artis atau selebritis. Jadi kalau liat orang sampe jadi seorang penggemar saya malah heran. Kenapa sih? Kan mereka juga manusia juga kali, pasti akan ada kesalahan yang sudah-sedang-akan mereka lakukan. Kalau udah ngelakuin salah gitu juga masih membabi buta akan di gemari? Patethic.

Tapi suatu waktu saya pernah suka sama seorang artis Indonesia yang katanya akan go international. Alasannya karena dia multi talenta, kerja keras, pintar, berwawasan luas, dan sebagainya. Tapi di suatu ketika saya merasa something wrong with her (ooopss) JUST BECAUSE she mentioned Jesus Christ too much. In the twitter, some media, more over when she became award winner.  I am a Christ follower. But I don’t think we have to mention His Name in every moment, it’s just sounds not okay for me. And that is enough for me to stop following her celebrity life. 

Di luar dunia keartisan (quack!) saya suka dunia sastra, salah satu yang saya high light adalah dewi lestari. But I am not a big fan, I am just a reader. Satu-satunya buku yang saya punya pun hanya Filosofi kopi dan Madre. But I do follow her life story. Awalnya saya semakin menyukai Dewi selain dari karya nya adalah ketika beliau menulis blog. Melalui blog nya saya merasa lebih dekat dengan Dewi lestari. Tidak lagi menganggap bahwa seorang penulis itu selalu ber-nama pena dan mempunyai hidup yang invisible. Her writing inspire me. Makes me think twice about things I used to think once, and dare explore my world, asking the answer, dan sepertinya pengetahuan tentang misteri dunia ini bisa di alami setiap hari tanpa harus membuka buku tentang filsafat. Sayang nya beliau tidak lagi menulis blog. Meskipun masih bisa mengikuti twitter tapi rasanya beda kalau membaca blog.

Satu tema yang pernah diangkatnya melalui blog masih berbekas di hati saya, menjadikannya PR meski entah akan di kumpulkan kapan. Tema itu mengenai ibu. She wrote about her mother and it made think that I have no idea who is my mother. Saya berpikir ‘iya juga ya, siapa sih mamah selain sebagai ibu saya? bagaimana cerita hidupnya sebelum menikah dengan papah? Dan sebagainya’. And it’s a missed question because my mother already passed away. 

Then I want to make my own story, so my daughter can read it one day. Me, as a human. Not only me as a mother.

Yes, dewi lestari is something in my life. Thank you universe for letting me know her J


0 comments:

Post a Comment