Wednesday, February 1, 2012 - 0 comments

2

Nggak kerasa aja si kumpil udah mau dua tahun. 6 hari lagi genap 24 bulan perjalanannya di dunia ini. Hampir 24 bulan pula pengalaman saya menjadi seorang Ibu, not that-so- easy journey .
Selalu teringat tanggal 7 februari 2010 lalu saat Ara mau lahir. Ga bosen-bosennya cerita pengalaman hari itu. Sakitnya, keki nya, bahagianya, bingung nya, campur aduk.  Benar-benar mengubah diri seorang saya menjadi seseorang yang berbeda. Bukan hanya belajar tapi langsung mengalami dan mempraktekkannya sehari-hari. Tentang sikap berbagi, mengalah, dan tidak memikirkan diri sendiri.
Bayi adalah makhluk paling lemah, ia hanya bisa hidup dengan bantuan orang dewasa. Bahkan orang dewasa sering kali harus mengira-ira apa kebutuhan bayi. Bagaimana anda tega menutup telinga anda meskipun saat terlelah sekalipun jika bayi anda menangis di malam hari? Believe me, it completely changes you . kalau masih lajang mungkin saja orang tua anda bisa menggedor pintu untuk membangunkan anda tapi anda bersikukuh untuk tidak bangun jika anda tidak mau, tapi kalau menjadi orang tua hal itu tidak boleh terjadi. Tapi pengalaman ini mengasah insting ‘ibu’ dalam diri saya, dari hari ke hari, semakin tajam. Bukan hanya saat siang hari anda harus siap siaga jika bayi anda butuh bantuan, bahkan saat tidur pun seorang ibu bisa ‘merasakan’ apa saja kebutuhan bayi. Terbukti setelah Ara sebesar ini, jika ia dalam kondisi sakit atau tidak enak badan, saat malam hari ia mengalami sesuatu saya otomatis bangun. Suami saya sampai dengan herannya bertanya bagaimana saya tau pada malam hari saat Ara diare padahal saya sempat tertidur lelap. Saya juga tidak tau jawabannya. Otak saya seperti memerintah diri untuk menge-check keadaan Ara. Keadaan ini biasa terjadi jika Ara sakit, terutama diare, dan atau saat ia tidur tidak memakai lampin. Ajaib bukan?
Hal kedua selain masalah tidur adalah masalah makan. Ini dimulai saat bayi anda menginjak usia 6 bulan. Pada Ara yang ASI Ekslusif itu menjadi tantangan tersendiri.selama 6 bulan saya terbuai dengan keadaan mengenakkan. Saya makan banyak, kemudian jika Ara lapar saya tinggal menyusui. Gampang, tidak repot sama sekali. Tapi setelah bayi harus mengkonsumsi MPASI kadang kebiasaan lama masih aja saya lakukan. Alhasil Ara baru mau makan setelah usia 8 bulan, sejak itulah berat badannya turun drastic, Padahal waktu bayi dia gendut sekali :’( . jadi sebelum memenuhi kebutuhan perut anda yang keroncongan anda harus menyiapkan makanan untuk perut bayi anda. Ini lah yang di sebut ‘memikirkan dua perut’ dalam arti yang sebenarnya. Apalagi makanan bayi kan nggak sama dong ya dengan kita, ini berarti anda menyiapkan dua piring dalam sekali makan. Kalau di usia setelah 1 tahun anak bisa makan dengan menu dewasa tentunya yang tanpa cabai. Jadi kalau lagi jajan di luar sampai sekarang saya jarang punya keinginan sesuai selera saya sendiri, Ara nomor satu deh pokoknya. Kalau dalam hati saya pingin cap jay saya harus memendamnya untuk bisa memesan sup baso ikan dan nasi saja, untuk Ara dan saya. well, sebenarnya bisa saja dua porsi, tapi Ara kan makannya belum bisa menghabiskan satu porsi, sisanya tetep emaknya lah yang makan. Dan nggak perlu pesen menu lain kalo nggak mau gendut ^^
Harusnya saya lebih sering nulis perjalanan ini. Kalau dulu di awal sih saya sempet nulis di  agenda. Ara pernah sakit apa aja, riwayat dan gejala, terus bagaimana pengananannya dan copy resep. Sekarang?? Boro-boro nulis, nyimpen copy resep aja kalau nggak penting ga disimpen >.<
This motherhood brings me a new kind of life meaning. complete me, Complete us.
Dan Ga kerasa mau 2 tahun ajah….. :)

0 comments:

Post a Comment