Sunday, January 15, 2012 - , 0 comments

nature lover

hallow there. setelah beberapa waktu sibuk dengan keseharian yang monoton akhirnya kami sekeluarga berkesempatan untuk melakukan refreshing ke luar kota. sebenarnya ini acara kantor suami sih, tapi kan ada untung nya juga buat anak istri yang boleh ikut *wink*

objek wisata pertama yang kami datangi adalah KETEP PASS. Ketep Pass adalah Gardu pandang gunung Merapi. untuk masuk ke area ini anda harus membayar sejumlah Rp. 7000,- per orang. 
untuk orang seperti saya yang kurang begitu menikmati wisata outdoor mungkin akan bertanya-tanya, apa sih menariknya gardu pandang ini? mungkin memang sekilas seperti dataran tinggi yang di fasilitasi tangga untuk melihat pemandangan gunung merapi dan sekitarnya. pemandangan di sekitar gunung yang termasuk di keramatkan di pulau jawa ini memang sangat menakjubkan. langit dan kabut yang menyelimuti puncak membuat nya seperti lukisan alam. pada saat awal kami datang saya sempat melihat puncak merapi yang terlihat seperti kawah besar hitam. di bawah kami berdiri kami dapat melihat sawah-sawah yang membentang,kebanyakan ditanami dengan sayuran khas dataran tinggi seperti sawi, kemangi, wortel dan cabai.sawah-sawah tersebut di buat dengan sistem terasering yang diselingi jalan untuk penduduk sekitar melintas. sesekali ada sepeda motor yang lewat. dari kejauhan terlihat seperti maket buatan Sang Kuasa.

KETEP PASS juga di lengkapi dengan pusatinformasi yang menyediakan pemutaran film mengenai merapi. Per orang harus merogoh kocek lagi sebesar Rp. 7000,- untuk bisa menyaksikannya. Film yang di putar adalah tentang erupsi merapi yang terjadi pada oktober 2010.  Sayang nya karena kami membawa si kecil yang kemungkinan besar akan kaget melihat hal semacam itu  maka kami memutuskan untuk tidak menyaksikan nya.
Sebelum melanjutkan perjalanan beberapa dari kami membeli kopi. Mungkin untuk alasan kepraktisan dan selera pelanggan yang bermacam-macam si embok penjual kopi hanya menyediakan kopi instan. Untuk saya yang tidak suka ampas, saya menyebut “cofeemix aja”. Setelah dihidangkan saya bergumam “kok kopinya lain ya?nggak kayak cofeemix di rumah”. Ternyata cofeemix yang di racik si embok sedikit di campur dengan kopi hitam buatannya sendiri. Kalau di Kerep ambarawa ada indomie goreng special yang di goreng kembali setelah bumbu dicampur,sehingga terciptalah indomie goreng kering, maka di Ketep pass magelang ada coffemix special yang dicampur dengan kopi hitam. Tiap objek wisata membuat penduduk di sekitarnya menjadi kreatif ya. Atau jangan-jangan embok penjual kopi sebenarnya adalah seorang barista di kehidupan lampau, who knows.



Objek kedua setelah KETEP PASS yang kami kunjungi adalah Kaliurang, Jogja. Memasuki Taman Nasional Kaliurang ini anda akan di sambut oleh suara dan penampakan monyet-monyet kecil di antara pepohonan. Andadi haruskan membayar Rp. 2000,- per orang untuk tiket masuknya. Lebih cocok kalau memasuki taman  ini anda membawa soundtrack lagu barney : Jungle Adventure.  Suasananya sama dengan kebun binatang Gembira Loka yang rimbun itu, tetapi bedanya tentu saja semua pohon dan tumbuhan disini asli hidup disini, bukan di tanam oleh manusia atau di atur sedemikian rupa, it is a  realjungle, indeed.
Namun taman nasional ini di lengkapi dengan jalan yang sudah di paving dan beberapa mainan semacam ayunan dan pondok untuk berteduh. Mungkin karena erupsi merapi yang ;lalu beberapa bangunan menjadi rusak, pepohonan tumbang, dan hampir seluruh area di tutupi pasir lembut sisa muntahan merapi. Bencana selalu menyisakan irisan perih di hati  bagi siapa saja, meskipun kita tidak mengalaminya langsung.

Objek wisata ketiga adalah pantai parangtritis. Yes all right, my husband’s boss is a nature lover. Ini adalah kali pertama Ara mengunjungi pantai, dia sangat ketakutan. Bener-bener ga mau coba turun dari gendongan. Padahal kalau di rumah suka mandi lama-lama. Ketika menginjak pasir dia hanya teriak-teriak tapi tidak mau berusaha melangkah, mungkin karena pasir yang ikut terseret arus ombak membuatnya agak pusing. Untungnya perasaan aneh berada di pantai segera terusir setelah kami menyewa bendi. Saya harus membayar sebesar Rp. 20.000,- untuk bisa menaiki bendi sampai sejauh ujung pantai. Lumayan menegangkan lho, apalagi ketika sang kuda menginjak pasir yang tidak rata. Puji Tuhan kami selamat :D

Hujan diguyur hujan ketika kami mengakhiri rekreasi sehari itu. Seperti kebanyakan pelancong jogja kami pun mengunjungi Malioboro. Ini adalah pertama kali saya dan suami pergi ke jogja bersama, harusnya menjadi pengalaman yang menyenangkan. Tetapi ternyata kami terlalu malam ketika tiba disana, toko Mirota batik yang sudah menjadi tujuan utama kami sudah saatnya tutup. Suami menawarkan untuk berbelanja di pinggir jalan saja, tetapi sebelumnya kami harus mencarikan makan malam untuk si kecil. Karena si kecil hanya mau makan ayam maka kami harus mencari restaurant cepat saji. Dari tempat parker kami yang ada di benteng vredeburg sampai di mall itu lumayan bikin pegel. Karena restaurant cepat saji pertama sangat penuh kami terpaksa naik ke lantai tiga untuk mencari restaurant yang lain. Baru kali ini saya pergi ke mall luar kota Semarang. Ternyata Rasanya memuakkan. Ngapain jauh-jauh kalau cuma ngeliat mall. Segera setelah si kecil selesai makan kami cabut dari tempat itu.

Malioboro adalah surga nya cinderamata. Bos suami adalah orang Bandung, beliau sepertinya puas dengan acara jalan-jalan di Malioboro. Beliau mendapat gelang kulit dengan ukiran tangan hanya seharga Rp. 10.000,- ; teman suami membeli kalung dengan bandul tulang sapi seharga Rp. 7000,- sedangkan saya mendapat 5 buah kalung untuk oleh-oleh kakak dan teman dengan harga sangat miring, kalau saya hitung sih hampir 30% dari harga semula yang ditawarkan. 

Hampir tengah malam kami pulang. Capek sih, tapi senang. 

Ini oleh-oleh cerita saya. nex time we’ll do it again. Thanks for reading ^^

0 comments:

Post a Comment